Saturday, November 2, 2019

Cerita Nyata


BAPAK HOBI SELINGKUH

Cerita ini merupakan pengalaman anak tetanggaku, sebut saja namanya Finsa. Saat ini usianya hampir mendekati 20 tahun. Bapaknya punya hobi memancing, namun tidak hanya itu. Ia pun hobi selingkuh sejak Finsa duduk di bangku SMP. Finsa mengetahui perilaku bapaknya lewat SMS, WA, dan bahkan sering mendengar saat bapaknya telfon selingkuhannya.

Dulu, sejak Finsa duduk di bangku SD, bapaknya sering menggoda janda yang ada di kampungnya diam-diam. Hanya saja yang digoda tidak menghiraukannya karena bapak Finsa tidak punya pekerjaan. Cewek-cewek yang digoda bapak Finsa, tidak hanya yang janda, yang bersuami dan dadanya besar pun tetap digodanya. Pernah suatu hari, ibu Finsa sedang berbelanja. Ia pun mendengar selentingan jelek dari para tetangganya.

“Eh, Pak X itu suka ganggu aku loh bu,” Kata seorang tetangganya.
“Emang itu orang penggoda, sayang gak punya duit,” timpal tetangga lainnya.
“Iya, lagipula dia kan punya istri dan anak,” timpal yang lain.
“Kayaknya orang sekampung pernah juga digoda dia. Tuh Tanya aja istrinya.”
“Mba, kenapa sih suaminya suka goda cewek lain?” Tanya tetangga pada ibu Finsa.
“Lah, saya gak tau atuh bu, ibu nie mungkin yang suka godain suami saya,” jawab ibuX
“Yaelah bu, kurang kerjaan amat godain orang gak punya duit,” balas tetangganya.
“Gak punya duit juga suami saya punya tampang,” balas ibu Finsa dan beranjak pergi.
“bu X itu gak sadar amat ya dikasih tau kelakuan suaminya malah dibelain.”
“Yaudah deh bu, biarin aja.”

Sesampainya di rumah, ibu Finsa bertanya kepada suaminya perihal di warung. Bapak Finsa pun meyakinkan bahwa ia tidak pernah berbuat demikian.

“Pak, tadi ibu denger orang pada ngomongin bapak.”
“Ngomongin apa emangnya bu?”
“Katanya bapak suka godain cewek lain ya?”
“Jangan percaya lah bu, biasa orang ganteng gini banyak yang suka ngaku-ngaku.”
“Beneran nih pak?”
“Iya bu, mereka lagi pada minta digoda kali bu. Biarin aja, yang penting ibu jangan percaya. Udah bu, sekarang masak aja. Bapak mau mancing.”

Setelah Finsa lulus SD, bapaknya diterima kerja di luar kota. Akhirnya, bapak Finsa pun jarang pulang. Setiap 2 bulan sekali bapaknya pulang. Namun, tidak pernah di rumah. Sering didapati bapaknya menelfon seseorang diam-diam dan pergi dengan orang lain. Ha;l tersebut membuat ibu dan anaknya curiga. Pernah suatu kali, ibu dan anaknya memeriksa HP bapaknya. Ternyata didapati ada 3 chat dengan panggilan sayang yang berbeda.

Salah satu teman chat dengan panggilan sayang itu adalah tantenya Finsa yang tidak lain adalah adik ibunya Finsa sendiri. Finsa pun marah dengan kelakuan bapaknya. Ibunya pun sakit hati. Dan akhirnya ia mencoba membicarakan hal ini kepada suaminya.

“Pak, tadi ibu buka HP bapak.”
“Kamu kok lancang buka-buka tanpa ijin suami!”
“Bapak selingkuh kok sama banyak orang? Adikku juga kamu selingkuhi.”
“Urusanmu apa? Kamu kan enak tinggal nerima duit aja!”
“Aku ini istrimu, pak. Wajar kalo aku marah.”
“Kamu gak berhak marah bu. Aku juga butuh hiburan. Kalo aku nikahi selingkuhanku ya malah repot. Apa kamu mau gak tak nafkahi?”
“Bapak apa gak cukup istri satu?”
“Ya gak lah bu, gak enak.”
“Bapak sadar pak, jangan gila dong.”
“Udahlah, ibu diem aja. Kalo gituh mending bapak gak usah kerja aja kalo gak boleh ini gak boleh itu. Apa ibu aja yang kerja, bapak diem ae di rumah nuruti kamu?”

Semenjak itu, ibu Finsa tidak mampu berkata apa-apa lagi. Ia membiarkan kelakuan suaminya semakin merajalela sampai Finsa pun tamat SMA. Usut punya usut ternyata bapak Finsa pun sempat memiliki satu anak dari hasil perselingkuhannya. Ibu Finsa pun diam diam juga mulai menggoda beberapa duda keren di kampungnya. Ia mulai merasakan kurangnya belaian seorang laki-laki. Cara berpakaiannya pun sudah mulai berubah. Dia lebih senang memperlihatkan sedikit belahan dadanya kepada laki laki lain.

Hingga suatu saat, datanglah seorang tukang sol sepatu ke rumahnya. Sambil menunggu orderan orang yang hendak memperbaiki sepatunya, ia pun mengajak ibu Finsa mengobrol. Makin hari, tukan sol sepatu itu makin sering berkunjung. Ibu Finsa pun seolah mendapatkan apa yang dia butuhkan selama ini. Hal ini pun diketahui keluarga Bapak Finsa. Suatu hari, Finsa pun ditegur oleh budhenya.

“Finsa, ibumu kok sering ada tamu sampai malem?”
“Oh, Itu Cuma tukang sol sepatu kok budhe.”
“Tukang Sol kok kayak orang pacaran.”
“Ya orangnya emang baik budhe, daripada bapak.”
“Loh kok kamu malah ngomongnya gituh?”
“Bapak kan suka selingkuh budhe, jadi ibu selingkuh juga gak papa.”
“Takutnya nanti digerebek sama warga emang kamu gak malu?
“Udahlah budhe, aku lebih tahu gimana keluargaku kok.”

Akhirnya, Keluarga Finsa pun makin tidak karuan. Dan ibunya menggugat cerai bapaknya karena tidak mau berpisah dari selingkuhannya.

“Pak, kamu udah lama selingkuh. Meskipun aku gak punya banyak bukti, aku minta cerai.”
“Kamu kenapa minta cerai? Kamu lebih milih tukang sol sepatu itu?”
“Dia lebih perhatian daripada kamu pak.”
“Apa kamu gak mikir gimana anak-anak?”
“Finsa juga setuju aku cerai dari kamu, dia lebih tahu gimana sakitnya aku yang kamu tinggal selingkuh.”
“Jangan ngomong masalah selingkuh. Kan kamu juga selingkuh!”
“Aku selingkuh juga gara-gara kamu!”
“Aku minta maaf bu, sekarang kita jangan egois dulu, kita ada anak anak juga.”
“Capek pak, udah pingin ngerasain hidup yang enak.”
“Tolong lah bu, aku akan perbaiki semuanya.”

Ibu Finsa pun nekat tetap mau bercerai. Setelah setahun mengurus surat perceraian dan melewati beberapa mediasi, akhirnya dapat dikeluarkan surat cerai tersebut. Ibu Finsa pun segera menemui selingkuhannya dan meminta selingkuhannya untuk menikahinya.

“Mas, aku sudah bercerai dengan suamiku sekarang.”
“Oh, kenapa kamu bercerai?”
“Ya aku lebih memilih mas yang hanya tukang sol sepatu disbanding suamiku.”
“Loh, aku gak minta untuk kamu pilih kok.”
“Kan mas sendiri yang bilang kalo mas mencintaiku.”
“Aku mencintaimu hanya sebagai selingkuhan aja, gak lebih.”
“Trus sekarang kita gimana mas?”
“Ya gak gimana-gimana. Kan aku juga punya anak dan istri.”
“Kamu gak mau ninggalin istri dan anakmu demi aku mas?”
“Kalo aku ninggalin mereka, berarti aku yang bodoh, warisan istriku lebih banyak dari kamu, Lagipula siapa yang nyuruh kamu cerai. Ngomong juga aku gak pernah.”
“Ya Ampun mas, kamu kok tega sama aku. Trus aku gimana sekarang?”
“Ya itu terserah kamu mau gimana. Aku mau kembali sama istri dan anak-anakku.”

Ibu Finsa pun menangis sejadi-jadinya. Dia tidak pernah menyangka seperti ini jadinya. Akhirnya ia pulang ke tanah kelahirannya karena malu. Finsa pun tinggal sendiri dengan kakak laki-lakinya.

Para pembaca, sebenarnya kisah ini lebih rumit. Hanya saja penulis tidak mempu menuangkan kerumitan cerita ini seluruhnya. Terima kasih karena sudah mau membaca.

Saturday, October 26, 2019

Kecelakaan di Jalan Tol

Cerita Horor

Cerita ini bermula dari sebuah kecelakaan di Jalan Tol kota S.  Kecelakaan tersebut menyebabkan kematian korban hingga badannya hancur dan terpisah satu dan yang lainnya. Hal ini menyebabkan polisi dan warga kampung di sekitar Jalan Tol berusaha unyuk mengumpulkan jasad korban yang terpisah. Jasad yang sudah terkumpul pun secepatnya dibawa ke rumah sakit terdekat

Malam harinya, warga kampung sekitar jalan Tol beraktivitas seperti biasanya. Kebetulan malam ini adalah jadwal pak Didu untuk jaga malam bersama Pak Adi dan Pak Budi. Namun, saat waktunya berkeliling mengecek kampung, Pak Didu malah ketiduran.

Akhirnya Pak Didu berkeliling kampung sendirian tepat pukul 1 dini hari. Saat melewati lapangan yang letaknya 50 meter dri jalan tol, pak Didu heran melihat beberapa anak yang bermain sepak bola. "Tengah malam begini kok masih ada yang main bola ya", gumamnya.

Tak sengaja pula bola yang dimainkan anak anak itu melayang ke arah Pak Didu. Dengan sigap, Pak Didu menentang bola ke arah lapangan. Namun, Pak Didu merasa aneh karena bola tersebut menempel di kakinya. Setelah melihat ke arah kakinya, ia pun segera berteriak sekencang kencangnya.

Ternyata bola yang dimainkan anak di lapangan adalah kepala yang sedang cengengesan (kalo di Jawa gundul pecengis). Dikibas kibaskan kakinya agar kepala itu terlepas dari kakinya. Tapi gundul itu tetap menempel dan cengengesan hingga akhirnya Pak Didu pingsan di tempat.

Keesokan paginya, warga setempat digegerkan oleh keadaan Pak Didu yang terselesaikan di tengah jalan dengan kepala mayat korban kecelakaan. Akhirnya kepala mayat itu diserahkan ke Rumah Sakit dan disatukan dengan jasad lainnya. Pak Didu pun dirawat di Rumah Sakit karena demam tinggi.

Ia pun menceritakan yang terjadi malam itu pada istrinya. Pada tengah malam, Pak Didu menggigil dan suhu tubuhnya makin tinggi. Setelah diberi suntikan, ia pun dapat beristirahat. Namun, tidak lama kemudian, ia mengingatkan dan berjalan menyusuri koridor rumah sakit.

Pagi harinya, istri pak Didu melapor pada pihak rumah sakit bahwa suaminya menghilang. Perawat penjaga tidak melihat satupun pasien yang keluar dari ruangannya. Akhirnya pihak rumah sakit dikerahkan untuk mencari di setiap ruangan, namun belum kunjung ditemukan. Akhirnya sampailah di ruang pemulasaran jenazah. Kosong, tidak ditemukan Pak Didu disana. Namun,  ada yang aneh saat terlihat tempat mengawetkan jenazah sedikit terbuka (seperti kulkas tapi untuk mayat). Saat dibuka, ternyata Pak Didu sudah mati membekukan bersama dengan potongan jasad korban kecelakaan yang ada di Jalan tol.

Sekian.

Thursday, October 17, 2019

BANK MENCERDASKAN



PERAN BANK INDONESIA DALAM MENCERDASKAN BANGSA INDONESIA

Berdasarkan UU No.23/1999 tentang Bank Indonesia, Bank Indonesia adalah bank sentral yang kedudukannya sebagai lembaga negara yang independen, bebas dari campur tangan pemerintah dan lembaga/perorangan.
Bank sentral merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu bangsa, terutama di bidang moneter, keuangan , dan perbankan. Bank sentral dibentuk dengan tujuan sosial ekonomi tertentu yang menyangkut kepentingan nasional atau kesejahteraan umum, seperti stabilitas harga dan perkembangan ekonomi, dan disisi lain, dalam suatu sistem perbankan, ketiadaan koordinator dan regulator yang tidak berpihak, akan mengakibatkan bank-bank tidak dapat melaksanakan operasinya secara efisien. Peran bank sentral akan tercermin dari tugas utama yang diembannya, yaitu menetapkan dan melaksanaan kebijakan moneter, mengatur dan mengawasi bank, serta menjaga sistem  pembayaran. Tugas utama tersebut tidak selalu sama antara bank sentral dan bank sentral lainnya di setiap negara di dunia karena ada bank sentral yang bertugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter serta menjaga kelancaran sistem pembayaran, dan ada pula bank sentral lain yang hanya bertugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter. Bank sentral mempunyai peran yang sangat strategis bagi masyarakat pada umumnya dan pembangunan ekonomi khususnya. Peran yang sangat mendasar adalah mencetak dan mengedarkan uang. Bank sentral merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang mengeluarkan dan mengedarkan mata uang sebagai alat pembayaran yang sah dalam suatu Negara. Peran ini vital karena begitu penting dan luasnya fungsi uang dalam perekonomian.
Selain tugas Bank Indonesia dalam ranah perekonomian rakyat, Bank Indonesia juga turut berperan dalam pendidikan di Indonesia. Hal ini dikarenakan pendidikan menjadi satu hal yang sangat krusial dan penting ketika kita ingin memajukan suatu bangsa. Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia membutuhkan kualitas pendidikan yang baik dan merata untuk dapat setara dan bersaing dengan negara maju. Tidak bisa dipungkiri bahwa sebenarnya bibit yang ada di Indonesia adalah bibit unggul. Hal ini dibuktikan dengan prestasi Indonesia yang sangat membanggakan di dalam Olimpiade di tingkat Internasional beberapa tahun belakangan ini. Ini menunjukkan bahwa sebenarnya bangsa Indonesia mampu untuk bersaing dengan negara maju, dengan syarat adanya pendidikan yang juga mumpuni. Dengan Beasiswa yang diberikan Bank Indonesia, dapat menambahkan semangat anak Indonesia untuk menjadi anak yang cerdas.
Sesuai Pembukaan UUD 1945 Alinea ke-4 salah satu tujuan bangsa Indonesia adalah Mencerdaskan Kehidupan Bangsa. Dalam hal ini mencerdaskan kehidupan bangsa harus diartikan secara mendalam dan menyeluruh. Artinya bahwa pendidikan seharusnya tidak hanya dijadikan sebuah alat untuk menaikkan derajat sosial ekonomi saja, namun harus dapat menjadikan manusia sebagai manusia. Menjadikan manusia sebagai manusia seutuhnya. Namun, Sisdiknas yang menjadi acuan penyelenggaraan pendidikan formal dirasa kurang untuk dapat mewujudkan tujuan diatas. Pendidikan formal justru terasa meng-counter tujuan awal pendidikan yang termaktub dalam Pembukaan UUD 1945. Hal ini dikarenakan pendidikan formal justru lebih banyak (walaupun tidak semua) mengarahkan dan mengajarkan peserta didiknya untuk menjadi pekerja, mengajarkan bahwa pendidikan adalah sekolah dan kuliah. Bahkan secara ekstrim, pendidikan formal cenderung mengajarkan peserta didik menjadi robot, mesin, mengajarkan untuk memperlakukan manusia lainya juga sebagai robot, tidak menjadi manusia seutuhnya.
Pendidikan Indonesia berusaha mencerdaskan kehidupan bangsa tentunya dari berbagai aspek. Cerdas bukan hanya mampu mengetahui dan bisa melakukan sesuatu. Cerdas lebih mengarah kepada mengetahui serta mampu memilah mana yang baik dan benar dan mana yang buruk, dengan mengaplikasikan berupa pemikiran-pemikiran serta tindakan-tindakan yang baik dan menghindari pemikiran serta perbuatan-perbuatan buruk. Dengan demikian cerdas itu tidak mutlak hanya bisa diukur dengan angka-angka pengetahuan akademik seperti hasil Ujian Nasional yang dijadikan patokan ukuran keberhasilan bidang pendidikan oleh Dinas Pendidikan. Pendidikan sebenarnya berlingkup sangat luas. Namun pendidikan formal justru membatasi ruang lingkup pendidikan itu sendiri. Padahal sesuai Pembukaan UUD tujuannya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, mencerdaskan dalam berbagai bidang kehidupan, baik itu secara Ekonomi, Politik, Hukum, Budaya, serta Pertahanan dan Keamanan.
Kita berharap pendidikan Indonesia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dapat menjadikan bangsa Indonesia yang memiliki kecerdasan untuk berkomunikasi, tunduk dan berbakti kepada yang Maha Kuasa, cerdas untuk jujur, cerdas untuk peduli dan mengangkat derajat sesama, cerdas untuk menghindari anarkisme, cerdas memperbaiki citra bangsa, cerdas untuk mengolah segala sumber daya diri dan lingkungan untuk bisa dirasakan kegunamanfaatannya oleh seluruh bangsa. Intinya bangsa Indonesia yang sedang mengalami krisis multi dimensi. Perbaikannya harus dimulai oleh Dunia pendidikan. Mencerdaskan kehidupan bangsa bukan hanya diaplikasikan untuk memberantas buta huruf tapi lebih ke dalam adalah memberantas buta hati dan buta moral.
Dengan Beasiswa yang diberikan Bank Indonesia, dapat menambahkan semangat anak Indonesia untuk menjadi anak yang cerdas.

kebijakan dakwah


Kebijakan Penyelenggaraan WAJAR
 di Pondok Pesantren  Roudlotus Saidiyyah
Disusun guna memenuhi
Tugas Mata Kuliah : STUDI KEBIJAKAN DAKWAH
Dosen Pengampu : Hasyim Hasanah

download (3)

Disusun Oleh :
Umi Nur Iswatin                    (1401016102)

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2017

I.                   PENGANTAR
Pendidikan pesantren biasanya digolongkan kedalam pendidikan keagamaan non-formal yang diakui sebagai bagian system pendidikan nasional. Pesanren jika disandingkan dengan lembaga pendidikan yang pernah muncl di Indonesia merupaka pendidikan yang tertua dan dianggap sebagai budaya produk Indonesia yang indigenus. Pendidikan ini semuala merupakan pendidikan agama islam yang di muali sejak munculnya masyarakat nusantara pada abad ke-13.
Beberapa abad kemudian penyelenggaraan  pendidikan ini semakin teraatur dengn munculnya tempat-tempat pengajian. Bentuk ini kemudian berkembang dengan pendirian tempat-tempat menginap bagi para siswa (siswa) hingga akhirya disebut dengan pesantren. Dalam struktur pendidikan nassional, pesantren merupakan mata rantai yang sangat penting. Hal ini tidak hanya karena sejarah kemunculan yang relatif lama, tetapi juga karenaa pesantren telah secara signifikan ikut andil dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pondok Pesantren Roudlotus Saidiyyah Kalialang ini didirikan KH Said Al-Masyhad pada tahun 1994. Kiai Said mendirikan pesantren ini karena melaksanakan wasiat dari gurunya, KH Muhsin Syafii usai ia mondok pada kiai besar tersebut di Bululawang, Malang, Jatim. Misinya melakukan syiar Islam di KotaSemarang. Waktu itu, kata Kiai Said, dirinya membangun sebuah langgar di atas tanah seluas 10 m2 yang agak terpencil dari rumah-rumah warga Kalialang.  Santrinya baru beberapa anak muda warga sekitar. 
Nama Roudlotus Saidiyyah dipilih berdasarkan petunjuk gurunya, yaitu Simbah KH Marwan, Jragung, Demak dan Romo Kyai Muhsin Syafi’i Malang.
Karena berdiri di era modern, Kiai Said pun mengadopsi sistem modern untuk pesantrennya. Ia membuat berbagai terobosan yang maju. Bahkan ada kesan kontroversial. Yakni dengan nama tambahan Islam Terpadu (IT) di setiap jenjang pendidikan nonformal di pesantrennya. Biasanya, identitas IT melekat pada sekolah yang didirikan orang non NU, padahal Kiai Said adalah tokoh tulen Nahdlatul Ulama. Tetapi dia sengaja memilih label itu untuk menyaingi lembaga sekolah IT non NU. Seiring Berjalannya waktu, pondok pesantren Roudlotus Saidiyyah mendirikan pendidikan formal tingkat SMP. Yaitu SMP Roudlotus Saidiyyah. Meskipun awalnya hanyalah sepuluh orang saja, namun semakin berkembang hingga ratusan siswa.

II.                IDENTIFIKASI
Memang pendidikan agama yang sangat dasar sangatlah penting, terutama pada masa perkembangan anak didik. Di Pondok pesantren Roudlotus Saidiyyah ini tercatat bahwa santri yang ada didalamnya tergolong mulai usia dini atau usia pra TK hingga tingkat menengah keatas. Pada zaman yang modern ini tidaklah mungkin hanya mendalami ilmu agama tanpa mengetahui pendidikan formal yang semestinya, karena para pemuda adalah geerrasi penerus bangsa, kita harus tau bagaimana penyelesaian massalah masalah yang ada dalam negara kita ini.
Memang pondok pesantren Roudlotus Saidiyyah ini membatu santri-santri nya untuk mengemban pendidikan formal, hanya santri SMP saja yang bisa mendapatkan keleluasaan membagi waktu antara pondok dan sekolah, karena letaknya masih dalam satu lingkup, namun untuk pelajar tingkat TK, SD dan SMA/SMK harus sekolah diluar pondok karena memang belom tersedianya di dalam pondok pesantren. Untuk tingkat SD memang ada disekitar pondok, namun letak SMK terletak jauh dari lokasi pondok. Dengan begitu waktu yang harus di bagi dan digunakan sebaik-baiknya, terlebih untuk siswa SMK yang kegiatan diluar maupun di pondok memang lebih banyak.
Jadi untuk masalah dan kebutuhannya adalah tidak tersedianya lahan untuk pendidikan formal didalam pondok, menjadikan santri kurang  dalam pengawasan pondok dan mudah terpengaruh oleh gangguan dari luar yang negatif. Terutama bagi siswa SMA/SMK karna pada masa ini perkembangan anak lebih pada teman sebayanya.
III.             PEMBAHASAN
Melihat fenomena jaman sekarang, memang perkeembangan siswa didik harus tetap terawasi tapi bukan dikengkang, bebas tapi bukan berarti tak punya aturan, jadi mereka harus bisa bebas bertindak namun tetap dalam pengwasan semestinya, jika dalam sebuah kekeluargaan disebut dengen demokrasi.
Dengan begitu untuk kebijakan yang semestinya adalah dibuat oleh Kyai pendiri pondok pesantren Roudlotus Saidiyyah yaitu KH Said Al-Masyhad adalah didirkannya pendidikan formal tingkat SMA/SMK.
Tidak tersedianya lahan untuk pendidikan formal didalam pondok, menjadikan santri kurang  dalam pengawasan pondok dan mudah terpengaruh oleh gangguan dari luar yang negatif. Terutama pada masa ini perkembangan anak lebih pada teman sebayanya. Terlebih lagi masa sekarang ini permasalahan yang berkaitan dengan agama dan sosial harus membutuhkan penyelesaian yang logis, dan kekreatifan seseorang dalam menyelesaikan permasalahannya.

IV.             ALTERNATIF
Pengembangan alternatif kebijakan menjadi penting untuk dilakukan dalam proses kebijakan. Pada putusan alternatif ini adalah keputusan dari beberapa alteratif lainnya. dengan salah satu visinya adalah mengembangkan pendidikan makan disini bukan hanya pendidikan non formal saja, namun juga pendidikan formal. Jadi untuk hal tersebut perlu adanya alternatif agar pendidikan formal dan non formal tetap berjalan, yaitu dengan adanya pembangunan sekolah yaitu di utamakan dengan pembangunan tingkat SMA sedrajat. Namun sekolah ini tetap berbasis Islam. Apabila yayasan Roudlotus Saidiyyah sudah mendirikan SMP dengan berbasis Islam Terpadu, maka tingkat SMA ini pun harus sama yaitu berbasis Islam Terpadu.
Namun karna sekarang santri juga lebih dilatih untuk skillnya alangkah baiknya yang di banngun adalah SMK yang tetap berbasis Islam Terpadu, yang nantinya setelah berdirinya SMK IT ini santri lebih mendalami masalah ilmu pengetahuan umum, ilmu pengetahuan agama dan juga mengembangkan skill santri. Jadi stelah santri keluar dari pondok pesantren santri sudah mempunyai bekal lebih dari perkiraan awal mereka masuk pondok pesantren, santri memiliki bekal ilmu agama yang nantinya bisa bermanfaat bagi masyarakat untuk mencapai kebahagiaan di akhirat nantinya, sedangkan ilmu pengetahuan umum dan skill yang dikembangkan dari kejuruan dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam mencapai kebahagiaan di dunia. Jadi dengan begitu santri menjadi multi talenta yang dapat mengajak masyarakat menuju kejalan kebahagiaan dunia dan akhirat. Sesuai dengan tujuan visi dan misi dakwah islam, yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat.
tidak tersedianya lahan untuk pendidikan formal didalam pondok, menjadikan santri kurang  dalam pengawasan pondok dan mudah terpengaruh oleh gangguan dari luar yang negatif. Terutama bagi siswa SMA/SMK karna pada masa ini perkembangan anak lebih pada teman sebayanya.


V.                PENUTUP
Demikian tugas yang dapat saya sampaikan, apabila ada kekeliruan dan kesalahan mohon dimaafkan dan dimaklumi. Semoga tugas selajutnya bisa lebih baik

KOMUNIKASI


PROBLEMATIKA KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
I.                   PENDAHULUAN
Komunikasi merupakan dasar dari seluruh interaaksi antar manusia. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia, baik secara perorangan, kelompok, maupun organisasi tidak mungkin terjadi. Sebagian besar interaksi antara manusiaa berlangsung dalam situasi komunikasi antarpribadi. Lalu apakah komunikasi antarpribadi itu?[1]
Langkah awal untuk memahami karakteristik unik dari komunikasi interpersonal adalah dengan melacak makna dari interpersonal, yang dimana “inter” yang berarti “antara” dan kata “person” yang berarti orang. Jadi komunikasi interpersonal secara umum terjadi diantara dua orang. Seluruh proses komunikasi terjadi diantara beberapa orang, namun banyak interaksi tidak melibatkan seluruh orang didalamnya secara akrab. Komunikasi ada dalam rangkaian impersonal menuju interpersonal.
Kebanyakan proses komunikasi tidak terjadi secara personal. Terkadang, kita tidak menganggap orang lain sebagai lawan bicara namun diberlakukan sebagai objek benda. Misalnya kita menganal orang lain, namun berinteraksi sekadar basa basi daripada berkomunikasi secara akrab. Contohnya ketika kita menyapu halaman rumah di pagi hari, saya bertemu dengan tetangga sebelah rumah, kami mengobrol tenang cuaca dan pekerjaan rumah. Melalui percakapan tersebut kami menghargai keberadaan satu sama lain, tapi kami tidak menjalin hubungan yang terlalu akrab. Hanya dengan beberapa orang yang benar-benar dipercaya, kita dapat berkomunikasi secara akrab. [2]
Adapun komunikasi antarpribadi dalam definisi ini merupakan proses pengiriman atau penerimaan pesan diantara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang, dengan berbagai efek dan umpan balik (feedback). Dalam definisi ini setiap komponen harus dipandang dan dijelaskan sebagai bagian-bagian yang terintregasi dalam tindakan komunikasi.[3]
Adapun problem komunikasi biasanya merupakan suatu gejala bahwa ada yang tidak beres. Problem komunikasi menunjukan adanya masalah yang dalam. Hambatan komunikasi ada yang berasal dari pengirim (komunikator), transmisi, dan penerima. Hambatan komunikasi antara lain adalah , Kurangnya perencanaan dalam komunikasi, Perbedaan persepsi, Pesan yang tidak jelas, Prasangka yang buruk, Transmisi yang kurang jelas, Tidak ada kepercayaan,Perbedaan status, pengetahuan, bahasa.[4]
Dalam hal ini saya mengambil permasalahan Komunikasi Antar Pribadi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari adalah permasalahan antar sahabat, yang diamana hal ini memang sering terjadi. Sahabat itu pasti identik dengan keakraban dan kebersamaan. Tapi enggak jarang juga bertengkar. Biasanya masalah- masalah tersebut antara lain adalah , Sahabat yang suka bohong, Sahabat yang tidak dapat pegang rahasia, Sahabat yang pacaran melulu, Sahabat yang suka nyontek, Sahabat yang suka meremehkan orang, Sahabat yang suka mengadu domba, Sahabat yang datang saat ada butuhnya saja
Jika kita sudah mulai dekat dengan seorang teman yang akhirnya menjadi dekat dan sebagai sahabat kita, tidak dipungkiri bahwa sepenuhnya kita akan percaya dengan dirinya, namun jika dia terbiasa tidak konsisten dengan apa yang dia katakan, tidak dapat menjaga rahasia, bahkan menjatuhkan kita didepan orang lain atau bahkan hanya menjadikan kita bahan bualan atau memanfaatkan kita maka hal yang tidak di pungkiri lagi adalah konflik yang datang, seperti halnya yang saya alami dengan sahabat saya.
Pertemanan kita membuat kita semakin dekat dan dapat diakatakan sahabat, namun lambat laun semakin hari semakin kita saling mengenal tak di pungkiri konflik-konflik kecil sering terjadi diantara kita, hingga akhirnya jarak yang benar-benar terjadi diantara kita. Karena apa, karena saya merasa dia selalu merasa dirinya yang paling benar, paling baik, dan paling diatas daripada temen lainnya termaksud saya. Awalnya saya hanya berfikir positif bahwa itu hanya salah paham saya. Namun hal itu selalu terjadi dan selalu terulang kembali. Namun saya tetap berusaha untuk terus memaafkan, karna perlunya saling memahami antar teman.




II.                PERMASALAHAN
Mungkin dari beberapa masalah diatas, masalah yang saya hadapi dengan sahabat saya adalah sahabat yang suka meremehkan orang dan yang mungkin datang saat ada butuhnya saja, namun dalam kisah ini saya lebih condong pada sahabat yang selalu meremehkan orang .

III.             PEMBAHASAN
Ini adalah permasalahan yang terjadi di posisi saya berada di bangku kuliah, awal pertama saya berteman dengan siapa saja yang satu kelompok OPAK  dengan saya, sebut saja namanya Putri, awalnya saya tidak mengenal dekat siapa dirinya, namun waktu mulai berlalu saya pun dekat dengan dirinya, karena ternyata kita juga, lambat laun kita pun semakin beteman dekat, bahkan benar-benar menjadi teman baik. Mungkin awal mula yang membuat kedekatan kita saat pertama kali saya dikenalkan dengan kekasihnya, dan kita ngobrol bareng bahkan saya sampai diantar pulang kerumah, karena memnag posisi kampun dengan rumah tidak jauh seperti teman-teman lainnya.
Waktu berjalan, kita benar-benar kompak dalam hal apapun, sampai akhirnya yang tadinya kita berdua, kita bergabung menjadi berempat. Seperti layaknya anak remaja, kita mempunyai barang yang bisa terlihat sama, gelang, baju dan sebagainya, kita berempat benar-benar menjadi teman baik, pergi main bersama dan banyak hal lainnya yang kita lakukan bersama. Hingga acara malam tahun baru saat itu kami adakan acara bersama kecil-kecilan, bersamaan dengan surprise kecil buat teman kami yang paling kecil karena bersamaan dengan ulang tahunnya.
Kita memang sering bersama, terkadang kita terpisah antara dua jalan, aku dengan Putri, dan 2 teman yang lain juga bersama. Jadi bisa dikatakan aku lebih sering dengan putri, dan satu lagi, kita berempat ada dalam Organisasi yang sama. Ini awal mula saya merasa dilecehkan dengan dirinya. Waktu iu kita sudah di pasrahi sebagai panitia acara, saat itu dia berposisi di bagian bendahara yang dipasrahi segala urusan keungan, sedangkan saya di bagian konsumsi. Hari itu saya diminta untuk membeli air mineral, dan setelah membelinya, ternyata diluar dari reng-rengan awal, dan saya terpaksa untuk meminta kembali uang yang kurang dengan Putri, dan saya menjelaskan apa yang terjadi, namun dia malah balik menyalahkan saya dan menjatuhkan saya di hadapan pacarnya. Namun atas kejadian ini saya hanya diam dan berfikir positif bahwasanya dia hanya bercanda.
Hal serupa sering kali saya alami jika kita sedang berada didepan pacarnya. Dan permasalahan lain yang membuat saya kecewa dengan dirinya adalah masalah buku perpustakaan. Saat itu saya berkelompok dengan 6 orang, kita pun bagi tugas ada yang meminjam buku dan ada yang mengerjakannya. Karna saya yang bertugas untuk mengerjakan, maka buku di bawa saya sebagian. Karena buku begitu banyak, maka tidak semua saya masukan tas. Setelah mengerjakan tugas, saya dan Putri makan siang di warug dekat kampus. Kami menikmati makan siangnya, setelah makan siang, saya yang bayar (dengan uang masig- masing) dan Putri yang membantu membawa satu buku kelompok saya sekalian dengan buku-bukunya sendiri.
Sesampainya di rumah saya baru ingat kalau bukunya di bawa satu oleh putri, saya meminta Putri untuk membawanya besok pagi, namun paginya Putri baru bilang kalau bukunya tertinggal di Musholla kampus. kami pun mencarinya namun tidak ada, kami juga kembali ke warung tempat kami kemaren makan siang, namun juga sudah tidak ada, kami mencari ketempat-tempat yang kemarin kita tuju, namun juga tidak kami temukan. Wal hasil buku tersebut hilang.
Akhirnya kita menghubungi teman kami yang bersangkutang dengan kartu peminjaman tersebut, dan berjanji  kami yang bertanggung jawab. Saya  pikir benar bahwa kita yang akan bertanggung jawab,  awalnya kita bersama sama menghubungi pihak perpustakaan dan menjelaskan. Kita menyetujui permintaan dari pihak perpustakaan, namun lambat laun masalah ini tidak selesai malah makin rumit. Dan di awal pencarian pun dia sepenuhnya menyalahkan saya didepan kekasihnya lagi, padahal jika diurutkan ini bukanlah kesalahan saya sepenuhnya, kita yang sama-sama salah,dan lalai. 
Mulai saat itu dia tidak lagi mau berurusan dengan masalah tersebut, hingga saya yang berpontang panting bertanggung jawab sendiri atas kesalahannya juga. Saat itu setelah saya tau bahwa tanggung jawabnya juga kurang, dan suka melecehkan saya, saya pun ambil jarak dengan dia, karena bagi saya jika saya terus-terus begini seolah saya menjadi budak dirinya, dia berlaku seenaknya sendiri, memang saya akui, mungkin dia bisa berangga diri mempunyai kekasih yang sudah mapan. Hingga akhirnya saya menyelesaikan masalah ini sendiri, selama satu semester saya benar-benar ambil jarak. namun bukan berarti kita jauh sejauh-jauhnya.
Cerita lainnya adalah belum lama ini, karna dia pun sudah menikah dengan kekasihnnya, dia ambil cuti selama hamil. Saat itu kita benar-benar merasa miskomunikasi. Saya mendapat kabar bahwa putri sudah melahirkan anaknya, teman-teman kelas banyak yang dilarang untuk menjenguknya setelah mereka meminta izin untuk menjenguknya, namun karena saya sebagai teman dekat, saya dengan kedua teman saya lainnya mengambil rencana lain agar bisa menjenguknya sebagai bentuk perhatian kami sebagai teman dekat.
Namun dugaan kami benar-benar meleset, niat baik kami bahkan perjalanan jauh nan rumit kami tidak dinilai baik oleh dirinya saat kita ditengah kesulitan mencari jalan pulang setelah menjenguk Putri dan anaknya. Dia sempat melontarkan kata-kata yang tidak enak di hati. Akhirnya saya mengambil langkah untuk jalan menunggu adanya keajaiban nantinya yang membantu kami pulang, karena ternyata jika sudah menjelang sore angkutan menuju jalan keluar sudah tidak ada,  kita terpaksa sampai sore karena kita sampai sudah mendekati waktu ashar. Kami bertiga benar-benar merasakan kekecewaan yang amat mendalam, jujur hati kami sakit saat harus mendengarkan lontaran seperti itu. Itu hal yang belum pernah kami temukan saat kami bertamu dan menerima tamu.
Dalam masalah-masalah diatas,  akhirnya saya benar-benar menjadi jauh dengan dirinya, kita berempat benar-benar renggang, mungkin bukan hanya karena masalah tersebut saja, karena mulai semester ini kami benar-benar ada kesibukan masing-masing. Namun saya tetap berhubungan baik dengan teman-teman yang lain, namun jika dengan Putri saya benar-benar serasa harus ambil jarak jauh, yaa karena semester ini dia sudah kembali kuliah lagi.
Begitupun dengan teman yang sekelas dengan Putri yang memiliki problem tersendiri dengan Putri, mereka juga pada ambil jarak. saya dengan Putri pun benar-benar jauh, kecuali jika saat pas-pasan hanya tegur sapa, itu cukup bagi saya. Namun pernah saya sedikit tersinggung dengan statusnya, hati saya mulai begitu tersentuh, mungkin permasalahan saya menjadi besar karena saya sendiri, perlahan, saya mulai mendekatinya lagi, dan tetap berkomunikasi layaknya tidak pernah terjadi masalah selama ini, jika di tanya teman-teman yang lain “Kok sekarang jauh dengan Putri” saya menjawab “enggak kok, mungkin karena kita punya kesibukan sendiri dan jarang bareng dalam satu kelas” saya berusaha agar teman-teman yang lain tidak berfikir negatif, karena bagaimana pun dia adalah kawan baik saya. Saya juga mengarahkan teman yang lain jika sedang ada masalah dengan dia, saya bilang untuk memaklumi saja, karena pada dasarnya kita tidak tau pasti bagaimanya. Memaafkan dan memaklumi perlu bagi saya, namun saya tetap harus antisipasi agar dia tidak terus seenaknya menjatuhkan saya.

IV.             ANALISIS
Masalah muncul karena perbedaan antara keinginan dan realita. Manusia akan berusaha dengan sifat manusiaeinya untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam hidupnya. Permasalahan adalah awal dari pembuatana perencanaan. Karena perencanaan progam komunikasi yang akan kita buat adalah upaya untuk menjawab permasalahan yang kita rumuskan.
Hambatan komunikasi ada yang berasal dari pengirim (komunikator), transmisi, dan penerima. Hambatan komunikasi antara lain adalah :
1.      Kurangnya perencanaan dalam komunikasi ( tidak dipersiapkan terlebih dahulu)
2.      Perbedaan persepsi
3.      Perbedaan harapan
4.      Kondisi fisik atau mental yang kurang baik
5.      Pesan yang tidak jelas
6.      Prasangka yang buruk
7.      Transmisi yang kurang jelas
8.      Penilaian/evaluasi yang prematur
9.      Tidak ada kepercayaan
10.  Perbedaan status, pengetahuan, bahasa.
11.  Distori (kesalahan Informasi)[5]
Adapun analisa lainnya yang dapat diambil yaitu :
12.   Perbedaan pendirian dan perasaan antar individu.
Setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut terhadap suatu hal dalam lingkungan dapat menimbulkan konflik sosial
13.  Perbedaan latar belakang setiap individu
Latar belakang setiap individu memang berbeda-bada ada yang yang hidup dalam keluarga miskin atau kaya, ada yang hidup dalam keluarga berpendidikan dan tidak, latar belakang seperti itu membawa perasaan yang dapat menimbulkan konflik
14.  Perbedaan sifat atau watak
Sifat dan watak adalah bawaan sejak lahir manusia yang berbeda-beda setiap individu yang tidak bisa diubah namun bisa disikapi dengan baik agar tidak menimbulkan konflik
15.  Mengemukakan pendapat yang kurang bisa dikemas dengan komunikasi yang baik.

Komunikasi yang kurang dikemas dengan baik dapat menimbulkan salah paham dan konflik yang bermula dari salah paham. Dalam hal ini kita akan memahami perlunya mempelajari karakteristik-karakteristik dari efektivitas komunikasi antarpribadi. Karakteristik-karakteristik efektivitas komunikasi antarpribadi ini oleh Yoseph De Vito  (pespektif humanistik) yaitu :
1.      Keterbukaan (Opennes)
2.      Perilaku Suportif (Supportivennes)
3.      Perilaku Positif (positiveness)
4.      Empati (Empathy)
5.      Kesamaan (equality)
Pragmatis Meliputi :
1.        Bersikap Yakin (Confidence)
2.        Kebersamaan (immediacy)
3.        Menejemen interaksi (interaction menegement)
4.        Perilaku ekspresif (ekspressiveness)
5.        Orientasi paada Orang lain (other orientation)
Adapun sifat-sifat yang tercantum dalam perspertif humanistik yang dinyatakan oleh Abraham Maslow, Gordon Allport, dan Carl Rogers hanya 3 diantaranya :
1.      Keterbukaan (Opennes)
Dengan membuka diri, konsep diri menjadi lebih dekat pada kenyataan. Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya 3 aspek dari komunikasi antarpribadi, yang pertama komunikator antarpribadi yang efektifharus terbuka terhadap orang yang diajak berinteraksi, kedua mengacu kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang, ketiga menyangkut pada kepemilikan dan perasaan. Keterbukaan disini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang dilontarkan adalah memang milik anda dan anda yang bertanggung jawab atasnya
2.      Empati (Empathy)
Empati dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk memposisikan diri terhadap apa yang sedang dialami orang lain. orang yang mampu empatik mampu memahami motivasi dan pengaami orang lain, perasaan dan sikap mereka serta harapan dan keinginan mereka untuk masa datang. Perasaan empati ini akan membuat orang mam pu menyesuaikan komunikasinya.
3.      Perilaku Suportif (Supportivennes)
Hubungan antarpribadi yang efektif adalah hubungan yang dimana terdapat sikap suportif atau mendukung, yang dapat diperlihatkan dengan sikap yang Deskriptif bukan Evaluativ, Spontan bukan Strategik, Provosional bukan sangat Yakin.[6]
PROBLEMATIKA KOMUNIKASI ANTAR KELOMPOK/ ORGANISASI
I.                   PENDAHULUAN
Komunikasi merupakan dasar dari seluruh interaaksi antar manusia. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia, baik secara perorangan, kelompok, maupun organisasi tidak mungkin terjadi. Sebagian besar interaksi antara manusiaa berlangsung dalam situasi komunikasi antarpribadi. Lalu apakah komunikasi antar kelompok  itu?[7]
Menurut Steward L. Tubbs dan Sylvia Moss (1996) mengatakan, beberapa ciri utama komunikasi organisasi adalah faktor-faktor struktural dalam organisasi yang mengharuskan para anggotanya  bertindak sesuai dengan peranan yang diharapkan. [8]
Adapun dalam kelompok, bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu ada kecenderungan bahwa anggota yang lainnya akan mengikuti, itulah yang disebut konformitas, kemudian jika dalam kehadiran kelompok akan membuat terhambatnya suatu pekerjaan ini dikatakan dalam fasilitas sosial, kemudian terjadinya polarisasi yang dimana akan mendorong ekstrime kelompok dalam gerakan sosial atau politik. Kelompok seperti ini biasanya menarik anggota-anggotanya yang memiliki pandangan yang sama.[9]
Dalam organisasi biassanya tidak lepas dari masalah-masaah yang timbul, misalnya masalah akan kurangnya kordinasi, kordinasi dalam progam kerja misalnya seringkali dalam organisasi terdapat program kerjayang dimana jika program kerja tersebut tidak ada kordinasi maka akan menimbulkan kekacauan, selain itu juga koordinasi antar peminpin, masalah pengkaderan, kontrol yang lemah, macetnya komunikasi anar bidang, progam kerja banyak yang tidak terlaksana, rapat yang tidak continiu, dsb.
Dari berbagai masalah, maka dalam permasalah dalam Komunikasi Antar Kelompok atau Organisasi ini saya mengankat permasalahan dalam organisasi yang saya pijaki tentang pemilihan ketua yang diaman dalam pemilihan ini adalah pemilihan pemimpin Formal, yang dimana dalam pemimpin fromal ini masa jabatannya tertentu,sebelum menyalonkan diri harus mempunyai beberapa persyaratan.
II.                PERMASALAHAN
Dalam hal ini permasalahan yang saya angkat adalah saat pemilihan ketua baru, namun karena dari para kandidat mereka memiliki dasar yang kuat dan kurangnya komunikasi yang baik dari awal, dua kandidat terkuat  saling bercengkrama, seolah ini adalah sebuah persaingan yang dimana salah satunya harus ada yang kalah dan yang lainnya menang.
III.             PEMBAHASAN
Saya memang mengikuti dua kegiatan Organisasi Mahasiswa, yaang satu tingkat Universitas dan yang sau tingkat fakultas, namun saya lebih saring berkecimpung dalam Organisasi tingkat Fakultas. Awalnya seluk beluk permasalahan dalam organisasi tersebut memanglah tidak nampak, namun lambat laun semakin saya berkecimpung didalamnya saya lebih mengerti daripada sebelumnya. Terutama permasalahan dalam pemilihan ketua yang di sebut oleh anggota adalah acara kongres. Awal saya mengikuti kongres saya tidak tau menau, bahkan kami yang angkatan anak baru pun sempat di bohongi, namun sekeras apapun dulu saya dibohongi saya tidak pernah setuju dengan dukungan beliau, agar kita memilih pilihannya agar jadi penerus posisinya menjadi ketua Umum, jika mungkin iya teman-teman yang lain banyak yang menyetuji, saya tetap pada pendirian bahwa saya tidak.
Hingga akhirnya beliau terpilih menjadi ketua Umum, saya masih bersikukuh menolak dalam hati, karna kita sempat diracun dulu sebelum pemilihan. Karena menghindari kasus yang sama, setahun setelah saya berkecimpung, diadakan pemilihan ketua lagi, kami seolah ada dalam dua kubu, antara pembela A dan pembela B. Seolah drajat kepemimpinan dalam organisasi kami tahun ini sebagai ajang lomba, akan ada yang dinyaakan Menang, dan lainnya Kalah, memang bukan hanya dua Kandidat saja sehingga kita berada di dua kubu, ada 4 kandidat, namun calon yang kuat adalah dua ini, antar A dan B.
Sebelum acara kongres tiba, saya sempat menemui dua calon yang saling bersekutu itu, saya butuh jawaban bagaimana jika nanti salah satu diantara mereka kalah, dan saya pun mendapatkan jawaban tersebut, agar saya tidak memandang mereka hanya sebelah mata dan pada akhirnya saya lebih condong ke satu kubu, meskipun saya memang memilih satu diantaranya. Hingga akhirnya acara kongres tiba, untuk saling membenarkan AD/ART pun mereka terlihat saling membenarkan jika mereka sanggup dan menjatuhkan jika lawan tak sanggup, ini menjadikan panas suasana kongres.
Hingga akhirnya pemilihan pun tiba, dan saat surat suara di bacakan akhirnya kita tau siapa yang terpilih menjadi ketua, banyak yang kecewa akan hasil tersebut, dan salah paham pun terjadi. Banyak yang berfikir negatif bahwa kejadian tahun lalu terulang kembali. Tidak banyak yang memberi selamat pada ketua baru kita. Satu Mingu berjalan tanpa kejelasan tentang ketua tersebut , karena seolah mati tanpa daya, lebih mudahnya orang dalam memilih A namun B yang menang.
Benar-benar terombang ambing rasanya, namun karena saya merasa saya adalah sosok yang pingin tau banget, akhirnya saya kembali mncari kebenaran semampu saya, meskipun pikirn negativ memang menghantui, namun apasalahnya untuk mencoba meluruskan? Namun usaha saya serasa sia sia,
Dalam menghadapi masalah ini akhirnya ketua kita (bukan ketua baru) mengambil jalan tengah, yaitu mengadakan kumpul kembali namun hanya antar pengurus, yang dimana seolah pemilihan ulang, dan dua calon terkuat kita gugur. Dan wal hasil kita mendapatkan ketua yang sesuai dengan kesepakatan pengurus bersama, setelah ketua terpilih, akhirnya pembentukan pengurus baru pun terlaksana. Karena organisasi tidak akan jalan jika tidak ada anggota namun tidak ada ketua, dan adanya anggota namun tidak memiliki ketua.
IV.             ANALISIS
Ada beberapa type dalam kepemimpinan diantaranya adalah
1.       Type Kharismatis, yang dimana type ini memiliki kekuatan energi daya tarik, dan pembawa yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain,sehingga ia mempunyai pengikut yang besar dan pengawal-penagawal yang bisa dipercaya.
2.      Tipe paternalistis, yang dimana tipe ini kepemimpinan yang keBapakan, yang dimana hampir sama dengan Tipe Kharismatis namun perbedaanya terlalu overprotective.
3.      Tipe Demokratis, ini adalah tipe yang biasa kita temui, dimana tipa ini adalah berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang bai. Kekuatan kepemimpinan demokratis ini bukan terletak pada “person atau individu pemimpin” akan tetapi keuatan justru terletak pada  partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
Kepemimpinan demokratis mengahargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesi bawahan. Juga bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing, mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota selektif mungkin pada saat-saat dan kondisi tepat. [10]
Adapun hambatan komuniksai dalam Organisasi ada dua.
1.      Faktor Personal
a.       Orang Mengamati suatu secara seleksi
Karna adanay kecenderugan manusia untuk menyeleksi pesan, menjadikan pesan yang sehaarusnya sampai kepada seseorang tidak diterimanya. Hal ini  juga terjadi dalam organisasi
b.      Orang melihat sesuatu konsisten dengan apa yang mereka punyai
Persepsi kita mengenai sesuatu dipengaruhi oleh cara kita bicara tentang orang lain, benda-benda atau kejadian-kejadian . apa yang kita percaya dapat mengubah persepsi kita
c.       Bahasa itu sendiri kadang-kadang kurang tepat
Persepsi kita mengenai orang, benda, kejadian tidaklah selalu pas dan cocok dengan kenyataan karena kita melihat secara selektif dan kita cenderung melihat apa yang kita percayai dari orang, benda atau kejadian yang terjadi.
d.      Pesan yang meragukan sering mngarahkan pada gangguan
Keraguan mungkin dapat dibatasi sebagai beberapa tingkat ketidak pastian berhubungan dengan informasi atau tindakan
e.       Motivasi mungkin mmbangkitkan distorsi pesan
2.      Faktor Organisasi
a.       Kedudukan atau posisi dalam organisasi
Anggota-anggota fungsional organisasi yang menduduki posisi dengan tugas dan otoritas yang ditetapkan untuk itu akan mempunyai pandangan dan sistem nilai yang berbeda dengan orang yang memiliki kedudukan yang berbeda.
b.      Hirarki dalam berorganisasi
Hirarki hubungan atasan atasan dan bawahan akan mempengaruhi komunikasi seseorang.
c.       Keterbatasan berkomunikasi
Keterbatasan yang ditentukan oleh organisasi dimana seseorang boleh berkomukasi dengan yang lain dan ketentuan siapa yang boleh membuat keputusan mempengaruhi cara anggota organisasi berkomunikasi
d.      Ketidak pedulian pemimpin
Sikap tidak peduli dari pemimpin merupakan hambatan besar dalam organisasi.[11]
Adapun tugas pemimpin salah satunya dalam masalah ini adalah meyakinkan para anggotanya dengan cara-cara diaantaranya :
a.       Hentikan pertengkaran yang ada
b.      Jangan memihak dan menyalahkan pihak lain
c.       Katakan terus terang kesalahan pribadi
d.      Mulai mnyampaikan ide dengan ramah tamah
e.       Biarkan orang lain berpendapat, namun tugas kita memberi pertanyaan dengan memancing kearah tujuan kita
f.       Bersikap simpatik terhadap gagasan orang lain
g.      Jelaskan gagasan kita dengan cermat sehingga dapat dipahami orang lain
h.      Jika gagal ajak diskusi[12]

V.                KESIMPULAN
Komunikasi merupakan dasar dari seluruh interaaksi antar manusia. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia, baik secara perorangan, kelompok, maupun organisasi tidak mungkin terjadi. Sebagian besar interaksi antara manusiaa berlangsung dalam situasi komunikasi antarpribadi
Masalah muncul karena perbedaan antara keinginan dan realita. Manusia akan berusaha dengan sifat manusiaeinya untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam hidupnya. Permasalahan adalah awal dari pembuatana perencanaan. Karena perencanaan progam komunikasi yang akan kita buat adalah upaya untuk menjawab permasalahan yang kita rumuskan.
Tipe Demokratis, ini adalah tipe yang biasa kita temui, dimana tipa ini adalah berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang bai. Kekuatan kepemimpinan demokratis ini bukan terletak pada “person atau individu pemimpin” akan tetapi keuatan justru terletak pada  partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
Kepemimpinan demokratis mengahargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesi bawahan. Juga bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing, mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota selektif mungkin pada saat-saat dan kondisi tepat
VI.             PENUTUP
Demikian makalah yang dapat saya ajukan sebagai tugas Ujian Akhir Semester, semoga dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca Aamiin.


[1] Prof. Drs. H.A.W. Widjaja,Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, Jakarta: Rinerka Cipta, 2000. Hlm 120
[2] Julia T wood,  komunikasi interpersonal,Jakarta : Salemba Humanika, 2013. Hlm 21-22
[3] Prof. Drs. H.A.W. Widjaja,Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, Jakarta: Rinerka Cipta, 2000. Hlm 123
[4] Prof. Drs. H.A.W. Widjaja,Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, Jakarta: Rinerka Cipta, 2000. Hlm 100
[5] Prof. Drs. H.A.W. Widjaja,Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, Jakarta: Rinerka Cipta, 2000. Hlm 100
[6] Prof. Drs. H.A.W. Widjaja,Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, Jakarta: Rinerka Cipta, 2000. Hlm 127-130
[7] Ibid . Hlm 120
[8] Abdullah Masmuh, komunikasi Organisasi dalam perspektif Teori dan Praktek, Malang : UMM, 2013. Hlm 5
[9] Jalalludin Rakhmat, psikologi komunikasi, Bandung : Remaja Rosdakarya,2008. 155-158
[10] Kartini kartono, Pemimpin dan kepemimpinan, Jakarta : RajaGrafindo Persada, 1994. Hlm 69-74
[11] Abdullah Masmuh, komunikasi Organisasi dalam perspektif Teori dan Praktek, Malang : UMM, 2013. Hlm 85-94
[12] Ibid. Hlm 286

Cerita Nyata

BAPAK HOBI SELINGKUH Cerita ini merupakan pengalaman anak tetanggaku, sebut saja namanya Finsa. Saat ini usianya hampir mendekati 20 t...